Jumat, 12 April 2013

Tentangmu, Ibu..

Diposting oleh Unknown di 01.33


Ibuku tak pernah mengajariku menulis, tak pernah menceritakan dongeng apapun padaku
Ibuku tak pernah mengajariku membaca, tak pernah menemaniku belajar.
Yang ku ingat dulu, yang disampingku ketika aku menggunakan pensil menuliskan abjad-abjad yang diajarkan guru padaku adalah Ayah..
Ayah yang setia disampingku, mengajariku membaca, mengajariku menulis huruf R yang teramat susah bagiku. Yang ku ingat Ibu sibuk berkutat dengan barang-barang dagangannya, sibuk menulis dan mengatur barang-barang di hadapannya..

Terkadang aku berjinjit berjalan mendekat padanya, aku duduk disampingnya, ingin dimanja, ingin ditemani menulis. Dalam hatiku aku bilang “Aku bosan ditemani Ayah, aku mau Ibu”. Terkadang aku sengaja membawa buku PR ku, duduk disampingmu, tangan kiriku memegang pahamu, tangan kananku memegang pensil, berpura-pura ku tanyakan tentang PR-PR ku, tapi Ibu selalu bilang, sama ayahmu aja. Itupun kau hanya sekilas menatapku, bahkan kadang kau mengatakannya tanpa melihatku sama sekali..
Mengenang tentang hal ini, membuatku ingin sekali menangis Ibu..

Aku ingin aku yang ada disana, aku yang kau perhatikan. Sampai-sampai aku bergumam sendiri, aku tidak ingin kerja seperti Ibu. Memuakkan. Selalu pulang sore sekali, sangat lama. Aku rindu, apa kau tau tentang hal itu? Hal ini ku rasakan ketika aku di bangku taman kanak-kanak. Waw, usiaku saat itu sangat belia, tapi aku paham benar bagaimana sedihnya diabaikan..

Ayah… tak pernah bosan menemaniku belajar, bahkan sepertinya ia menikmatinya. Ayah.. yang sangat sangat sangat menyayangiku, menjagaku seakan-akan aku barang berharganya. Tapi Ayah juga suka pulang larut malam. Jika malam tiba, Ibu yang menemaniku, mengajakku tertawa, menonton tv bersama. Oh ya, channel kesukaan kami discovery. Dimana ada banyak binatang. Ibu suka ketakutan bila ada mangsa yang dikejar singa atau ular. Aku selalu suka saat-saat seperti itu. Karna kami punya kesukaan yang sama.

Aku rindu Ibu.. Aku saat ini sedang mengenang masa kecilku Bu. Yang sangat kau manjakan, yang dulu sekali terkadang atau mungkin bisa dibilang sering kau jadikan tempat pelampiasan amarahmu kepada Ayah dulu. Engkau sering memukuliku, bahkan dengan cepat reflex tanganmu mendarat pada tubuhku bila sedikit saja aku melakukan kesalahan, amarahmu kian memuncak, menyakitiku Bu.. Kau membentak, aku kadang tak tau mengapa kau menjadi sangat jahat.

Bertahun-tahun kemudian aku baru tau, kau meluapkan amarah karna kecewa atas semua perilaku Ayah yg tak henti-hentinya membuat terluka, buat tangismu mengucur, kian menghancurkan mu dari dalam. Aku masih ingat ketika hari itu, kau meminta maaf atas laku kasarmu padaku, atas pelampiasan tak beralasan bertubi-tubi yang kau lakukan terhadapku, atas segala makian kasar, atas segalanya, atas takdir yang tak kau hendaki. Kau meminta maaf, membelai kepalaku. Tau kah kau Ibu, aku tak pernah membencimu. Aku lebih baik kau pukul, kau hardik, kau maki daripada kau mengacuhkanku, daripada kau lebih sering dikantor dibanding bersamaku.. Aku lelah bu dengan materi yang kau berikan, aku tak pernah bahagia disodorkan hal itu.. Auku hanya ingin kau memelukku.. Menguatkanku yang rapuh ini, yang semakin hari semakin mencintaimu, mengagumimu layaknya Ratu dalam kerajaanku.

Apa kau tau Ibu.. Dulu, belasan taun yang lalu, aku sering melihatmu menangis, aku pernah melihatmu menunjukkan raut marah sembari memegang pisau. Itu menakutkanku Bu.. Aku takut, sekaligus ingin menangis. Karena di mataku saat itu, kau seperti orang lain. Bukan Ibuku yang acuh, bukan Ibuku yang semangat, bukan Ibuku yang anggun, sorot matamu lemah Bu, menyedihkan.. Kau terlihat putus asa. Aku harus apa ketika itu terjadi Bu.. Aku masih sangat kecil, aku takut berbicara. Tangisanmu menyadarkanku bahwa sakitmu terlalu dalam, tapi aku tak mengerti secara pasti.. Dan itu terjadi lagi-lagi ketika aku dibangku sekolah dasar.

Aku saat itu tak mengerti apa yang salah. Ayah sangat baik, malah Ibu yang terkesan jahat, suka mengambil gantungan baju, memukuli pahaku sampai merah, sampai aku menangis memohon ampun. Ibu kenapa sebenarnya? Aku memang nakal Ibu, memang suka memukuli adik-adikku, itu semata-mata ku lakukan agar kau berhenti dengan buku catatan kecilmu itu, agar sekali saja kau melihatku, ajak aku bermain seperti kecil dulu, saat umurku mungkin 3 atau 4 tahunan.

Maaf Ibu, di masa kecilku, aku selalu menyusahkanmu, membuat mu marah, menambah bebanmu, mengganggu pekerjaanmu. Maaf Ibu, aku sayang padamu. Kau Ratuku, yang paling indah, paling istimewa, paling ku kagumi. Setidaknya sekarang kau tak menakutkan lagi, kau semakin cantik dan bijaksana, kau pelindungku, surgaku, bahagiaku. Hampir segalanya bagiku.
Ku katakan sekali lagi ya Bu.. AKU SAYANG PADAMU !!! *sembari tersenyum bahagia mengenangmu, merindukanmu..

0 komentar:

Posting Komentar

andi soraya quotes

tiap hari aku merindu dan semakin mencintaimu Ratu
PT. Scream Satanica.Org. Diberdayakan oleh Blogger.
 

me dá teu calor Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review