Selasa, 26 Januari 2016

---------

Diposting oleh Unknown di 05.48 0 komentar
hai, kasih.
kau tau?
aku ingin menjadi ekabahasawan.
orang yang mampu berbicara dan memahami satu bahasa saja. yaitu bahasa tubuhmu.

ketika itu, kau datang tiba-tiba.
entah dari mana, bicara tentang matahari lalu mengalir begitu saja.

awalnya ku anggap ini hal biasa, serupa sapa basa basi para tetangga. ternyata tidak, kau datang bagai seorang spg yang betah berlama-lama. bedanya, spg ngotot mnjual barang dan jasa .
kau tidak. mungkin hanya memang betah bertukar cerita.

apa kau tau, aku lebih memilih bertukar ludah daripada cerita. kebanyakan hanya bualan. menurutku hanya keren-kerenan.

semenjak hari itu, kau banyak berbicara, bercerita tentang kesedihan-kesedihanmu
aku selalu menyimaknya, menelisik ceritamu, membayangkan berapa takaran sedih dan cinta pada perempuan di masa lalumu

kemarahan dan kesedihan mungkin tidak berjarak dalam hati kita.
aku pernah dilibas rasa kalah, kau pernah ditimang duka.
terlalu banyak hal yang kita dustakan. terlalu sering kepura-puraan yang muncul ke permukaan.
tapi aku mencintaimu.
mulai mencintaimu.
sampaikah perasaan ini kepadamu?

mengingatmu, sang alien yang kebetulan berada dibumi.
aku menengadah, menatap langit, kau pasti dari planet yg jauh. aku jd mngenang beberapa tahun lalu, dimana ku gantungkan mimpiku, dilangit paling tinggi.

telah dipatahkan sgala mimpiku, harapku.
aku terlena dengan pertengkaran antara kenyataan dan keegoisan.

mngingatmu, membuatku kembali menjadi aku.
aku takut, itu benar.
tapi dengan ketakutanku, rinduku melebur, menderas pada satu titik kelu.
lahar amarahku meluruh, menuju hulu seberang, menjadi danau kedamaian, segar, mengingatkanku pada danau tiga warna dikotaku.

kau serupa embun, jatuh di pipiku, mnyatu dengan riak air sungai dari mataku.
aku sedih, tentu saja.
jarak bukanlah alasan, tapi aku, memang butuh engkau, menjadi pelukku, hakikatku memang mengadu padamu, melemah disampingmu tapi kuat tanpamu.

untuk itu sayang
akan ku ciptakan sebuah rumah
membawamu pergi dari duka beserta semua air mata yang kau bawa.
telah ku sediakan kamar paling hangat, dan beberapa baju tidurku
siapa tau kau rindu, dan mencari aroma tubuhku disela-selanya.

ku ciptakan sebuah rumah
mnjadi tempat pulangmu dari sekian banyak penat yang hinggap dipundakmu sedari lama.
menjadi tempat segala resahmu terpecah , kekasihku.

ku ciptakan sebuah rumah untukmu sayang
berpondasi kuat, atas cinta dan setiaku.
semoga kau betah berlama-lama, denganku yang memang begitu begitu saja.

tapi aku, tidak mau menjadi biasa-biasa saja, aku haruslah wah, agar kau tau jalang diluar sana tidak ada apa-apanya.

tapi aku, tidak mau begitu saja.
aku harus beda, agar kau tau, hanya lelaki bodoh yang menyia-nyiakanku.

aku akan latih, belajar bersamamu. asal kau mau, menikah dengan pikiranku, berdiri menggenggam kebebasan sembari memelukku.

tapi sebelumnya, sebagai pembuka
ku sediakan sebuah anggur kebebasan : penuh cinta, tanpa luka.
semoga kau suka dan makin mencinta.
ini bukan sajak sayang, ini ultimatum.
kau milikku.
jika tidak, anggaplah begitu.
semoga kau suka dan makin mencinta.

masa lalu kita tidak pernah lalai dan siasia.
kini sakitku lantang menderam
resah risau ku karam
terima kasih sayang.


24/01/16

Kamis, 21 Januari 2016

Ayah

Diposting oleh Unknown di 23.08 0 komentar
Ringkih, perokok aktif, slengean.
kata mereka gaul, jiwa muda 
kataku dia begitu saja, orang hebat, cerdas, seniman, dan mencintaiku, dan kebetulan dia Ayahku.
begitu saja.

Ayah. 
Terima kasih untuk tahun-tahun berharga dalam 20 tahun umurku
Terima kasih telah membantu ibu membuatku tumbuh berkembang
Terima kasih atas cinta yang tak pernah putus
Terima kasih telah mencintaiku dari berbagai sisi
Terima kasih telah menjadi laki-laki pertama yang menerimaku apa adanya
Terima kasih telah menemaniku dalam kondisi apapun
Terima kasih untuk segala tulusmu menjagaku
Terima kasih atas kesederhanaan hidup yang kau ajarkan kepadaku
Terima kasih untuk GnR, Dan Byrd, Lobo, Scorpion dan lain halnya yg selalu kau putar sedari ku kecil.
Terima kasih mengajariku mencintai barang-barang antik
Terima kasih untuk keikhlasanmu mengajariku membaca menulis bernyanyi dan lainnya
Terima kasih untuk hukuman-hukuman lucu yang dulu ku benci dan sekarang bisa ku tertawakan
Terima kasih untuk semburan jahe dimataku, yg kau anggap dapat membuatku jera utk nakal berulang ulang.
Terima kasih untuk tahun-tahun dimana aku sangat menakutimu
Terima kasih untuk mengajarkan ku bahwa ayah pun tidak kalah sayangnya dengan ibu, bahkan bisa lebih sayang.

Ayah, umur tidak bisa di prediksi, tidak berbau, tidak berwarna. Kita tak pernah tau kapan lampu kehidupan seseorang padam.
Tapi ketahuilah, mungkin aku perempuan pertama yg bisa jatuh cinta kepadamu berkali-kali dalam rentang waktu hidupku.
Mungkin aku permpuan pertama yg bisa kehilangan akal bila kau pergi mninggalkan dunia, itu jika aku tak punya iman.
Tapi aku tau, setiap air mataku yg jatuh adalah luka bagimu.
Tapi aku tau, tawaku beberapa detik saja suatu bahagia untukmu.
Setiap deritaku, juga deritamu.
Aku tau kau akan selalu mncintaiku, meski kau menggandeng wanitamu.
Aku tau aku akan selalu menjadi yg utama.
Aku tau, bahkan nanti, jika seseorang menyuntingku, kau tetap jadi laki-laki pertama yg ku cintai.. 

Ayah.
Maaf untuk segala kerepotanmu menjagaku
Maaf jika ribet mengurus anak perempuan yg kelaki-lakian
Maaf untuk kata-kata yg mungkin pernah aku lontarkan dan itu menyakiti hatimu
Maaf untuk pengabaianku ketika kau marah khawatir tentangku
Maaf untuk segala hal yang ku bantah dan berimbas tidak baik padaku
Maaf untuk salahku, dosaku, dr setiap inci tubuhku.
Maaf pernah membuatmu kecewa atau bahkan malu.
Maaf aku tak pernah bisa berhenti melarangmu mengisap rokok kretek.
Maaf aku terlalu mencintaimu.
Sbg lelaki pertama yang mengagumi gerak kecilku dlu, yg menindik telingaku sendiri, yg membawaku ke kantor kerjamu. Kau hebat Ayah. Hebat. Bahkan lebih hebat.

Keluhan hampir tak pernah ada dari mulutmu, luka kau simpan sendiri. Kecewa kau telan sendiri. Bahkan malu, kau dekap sendiri.
Jika Pablo Escobar adalah The GodFather Of Cocaine, kau berarti adalah The GodFather of Love.
Toh nama kalian serupa. Cobar dan Kobar apa bedanya dalam bahasa hahaha.


Aku hanya pernah sekali mencintai seorang laki-laki dalam hidupku sampai menggilainya, sampai nafasku terhenti. Itu kau, Ayah.




5/8/15

mampukah kau?

Diposting oleh Unknown di 01.40 0 komentar
kekasihku, setelah yang terjadi kini. apa yang kau harap dari cinta?
perempuanperempuanmu melukaimu, membunuh pikiranmu berkalikali

masihkah kau cintai mereka?
paling tidak satu diantara sundal itu kuyakini masih mengharapmu

apa dayaku...
kita akrab dengan kehilangan, perpisahan
bahkan kita berteman dengan tangis dan kepedihan
bukannya aku pernah bilang
kita lahir pada luka yang sama, kuat atas pedih yang tak terkira.

ada yang luruh di wajahmu.
sedih, bahagia berbaur jadi satu
aku tau kasihku, aku baru saja membasuh rindu yang beberapa bulan ini mungkin gersang di ladangmu.

apa kau percayakan hatimu padaku kekasih?
aku tau aku tak bisa janjikan senyum tersungging di bibirmu setiap hari.
aku tau kepedihan akan terus berulang
tidak ada jaminan cinta sempurna dariku

mungkin sudah ku katakan kepadamu, beberapa inginku
hanya agar kau setia dengan keegoisanku, menyatu dengan emosiku.

terngiang perkataan Ibu
bahwa sebagai perempuan, aku haruslah menanggalkan congkakku pada tuhan dan lelaki.
lalu bagaimana denganmu. mampukah kau, lelaki.
menurunkan suaramu bukan hanya ketika kau birahi?


21/01/16
nb : disini hujan, basahi aku luar dalam. kau bersedia? alien ku yang mempesona



Kamis, 14 Januari 2016

--

Diposting oleh Unknown di 03.56 0 komentar
mungkin aku memang gila, membayangkan kau disini, menaikiku, meremasku, memasuki ku.

mungkin aku memang gila, membayangkan deru nafasmu, gemuruh dadamu, gelora birahimu.

mungkin aku memang gila, menjadikanmu objek, berharap bisa sedikit demi sedikit dengan tipis menyayatmu.

mungkin aku memang gila, berharap tubuhmu, yg mungkin tdk atletis, tapi cukup memikatku, membuat dadaku berdegup.

mungkin aku memang gila, berharap ini nyata, saat kau menjambakku, menindihku, dengan kasar menyakitiku.

mungkin aku memang gila
, berharap bisa
 ku jilati tiap inchi tubuhmu. berharap bisa ku hisap sari-sari tubuhmu.

sayang, aku mulai gila, bahkan mungkin sudah gila.
tapi tolong, jangan redakan kegilaan ini, buat aku lebih dan lebih menggilaimu.

A.S
14/01/2016

andi soraya quotes

tiap hari aku merindu dan semakin mencintaimu Ratu
PT. Scream Satanica.Org. Diberdayakan oleh Blogger.
 

me dá teu calor Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review