Senin, 19 Desember 2016

ku pikir aku mencintaimu

Diposting oleh Unknown di 02.11 0 komentar
ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi takutku lebih besar

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi air mataku lebih lancar

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi engkau tak tergapai

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi gelisah terus memburuku dengan kasar

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
keberanianku masih tersembunyi dipaling dasar

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi pengabaianmu menyakiti dadaku

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi sifat acuhmu membuatku sadar
aku jangan terlalu mengejarmu

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
tapi ku balas kau dengan rentetan kalimat keji yang membuat tanganku gemetar menuliskannya.
aku menangis lagi-lagi,
memilih menghindar daripada diabaikan ribuan kali.
benar aku mencintaimu, tapi rasa takut melindungiku dari acuhmu sekali lagi.

ku pikir aku mencintaimu
ternyata benar
aku sangat mencintaimu


--------------------------------------


sekarang aku merindukanmu
sungguh-sungguh rindu sampai menyesakkan dadaku
sungguh-sungguh rindu sampai kelu bibirku
sungguh-sungguh rindu sampai gemetar ingin memelukmu
sungguh-sunguh rindu sampai ingin berlari darimu
sungguh-sungguh rindu sampai merasa tak pantas disisimu


--------------------------------------

cinta ini menguap sebelum sempat memetik manisnya
cinta ini terendap sebelum temukan ladang rindunya
cinta ini tersendat sebelum temukan sumber candunya


-------------------------------------

r
i
n
d
u


dan segalanya berakhir tepat ketika ku minta kau berhenti berharap mengenai kita, mengenai takdir. dan lagilagi berakhir
dengan asin di pipi
dengan sesak di ulu hati
dengan kau di kepala
dengan cinta ku yang menggebu gebu di dada.






BERAKHIR.

Senin, 28 November 2016

Padamu pantai..

Diposting oleh Unknown di 19.27 0 komentar
Padamu pantai, aku rindu bahkan candu.
Meski laut juga memburu rasa takutku.
Tapi aku tetap datang tanpa ragu.
Meski sesak seringkali menerkamku.
Rinduku menggebu-gebu, memintaku menemuimu.

Bukan, kamu bukan pelarianku atas segala omong kosong dan getir perjalanan hidupku. Bukan tempatku mengadu kenangan dan mengingat yang lalulalu. Bukan satu dua kali para pria menyusuri pantai bersamaku, bukan untuk mengenang mereka.

Ini tentang kita. Padamu ku jatuh cinta.
Rasarasanya hanya padamu tubuhku kembali suci dan bersih, mencuci puting payudaraku dari para lelaki pecinta seni. Yang gemar memilin dan meremas ciptaan Ilahi. Rasarasanya hanya padamu aku kembali jernih, secara pikiran dan nurani. Setelah semua tiran rasanya tiada lelah meniduri.
Rasarasanya hanya padamu, liang senggamaku rasanya tidak pernah dimasuki berkali-kali, dengan mereka yang merasa jantan menyebut diri sebagai laki-laki.
Rasarasanya hanya padamu aku akan kembali perawan, serasa Maria yang suci. Setelah segala kenyataan berkali-kali memerawaniku, memecahkan selaput daraku, bermain-main dengan air mata dan darahku. Aku harus kembali kepadamu.
Hanya padamu aku bersemedi, melepaskan segala hal pada diri. Aku pantang kembali padamu sebelum diri ini kembali di nodai.
Aku memang harus jatuh. Berlubang. Berkubang. Tumbang.
Aku kembali padamu lain kali.
Entah sendiri atau dengan seseorang menemani. Hanya padamu aku bercerita yang bahkan pada tuhan pun malas ku ceritakan.

Rasarasanya aku percaya, bahwa padamu pantai. Seluruh kitab mengikatku. Merantaiku. Merasukku. Menggoyahkanku. Menggilakanku. Sekaligus mensucikan tiap inci tubuhku.

A.S
29 okt 2016
Disudut rindu
23.10-23.20
Kotagede, Yogyakarta

Sabtu, 29 Oktober 2016

Kepada Seorang Buruh Seni Pukul Dua Dini Hari

Diposting oleh Unknown di 04.00 2 komentar


Semuanya tlah terungkap dengan jelas, Kekasih.
Bagaimana aku memang kali ini gagal mempertahankan pendirian, atau memang egoku yang tlah ku kalahkan.
Aku tlah jatuh, kepadamu.
 
Barangkali nanti, waktu akan meniti kembali, sebagaimana ia memulai, bertindak dengan gemulai.
Hampir aku lupa, bahwa masa lalu kita begitu menyakitkan. Aku hanya takut, aku ini sekedar persinggahan tempat kau memulihkan diri.
Tak mengapa, selagi itu kau.
Jangan biarkan kedukaan merenggutmu dariku, Kekasih.
Padahal sepi dan rindu masih dalam lingkar yang sama, dalam ruang hampa masa lalu.
Terekam dengan jelas, bagaimana matamu bahkan seperti sebuah jendela, membuatku melihat begitu banyak pemandangan. Aku ngeri juga sedih. Apa dayaku...

Kita akrab dengan kehilangan, perpisahan
bahkan kita berteman dengan tangis dan kepedihan.
Bukannya aku pernah bilang
kita lahir pada luka yang sama, kuat atas pedih yang tak terkira..
Aku selalu ingat bagaimana kau memandangi tubuhku dengan mata tertutup, lalu kau menyisirnya dengan bibirmu.
Katamu ingin mengingat semuanya, lekuk tubuhku, dan segalanya.

Diranjang tempatku mengadu, kau benar benar menyesap tubuhku, mampu menangkap kegetiran, memelukku hanya penuh kasih sayang, Tanpa bertanya, tanya jeda. Kau biarkan aku menangis, hingga tertidur lelap dalam lingkar lenganmu.
Aku terbangun di pagi menjelang siang, Tidak terik, bahkan mendung menjulang.
Mataku bengkak, tapi kau, tidak ada alasan untuk tidak memujiku.
Itu kamu.

Gerimis kala itu, seperti matamu
yang selama ini hanya ada dalam bayangku, terawangku.
Malam terakhir yang menyiksaku.
Malam itu ku pikir, kaulah dahagaku.
Malam itu ku pikir, aku turut pula merasakan ada yang kosong di dadamu, dadaku.
Seperti ladang rindu, terbakar..
lalu akan ku tabur lagi benih rindu.
Entah dibulan mendatang, akankah aku berhasil menuai rindu, atau aku gagal menjagamu tetap tumbuh.


02.00-02.10
Maret 2016

Sabtu, 01 Oktober 2016

Matilah segera

Diposting oleh Unknown di 20.41 0 komentar
Mungkin kau hapal jelas tiap leluk tubuhku. Tiap stretchmark di paha dan payudaraku, berjuang demi setiap janji yg kita rapalkan. Tapi kau alpa menakar seberapa dalam luka yang kau tinggalkan. Kau alpa belajar bahwa aku bukan salah satu perempuan yang diam ketika kau nistakan.

Banyak hal terlewatkan. Dan tak satupun kau belajar bahwa mataku telah lama berhenti berpijar. Senyumku berhenti berpendar. Tawaku tlah lama hambar. Aku memasung jiwaku sendiri, menepikan dirimu, berandaiandai kapan kau pergi sendiri tanpa ku minta lagi.

Permintaan terakhirmu hanya maaf dan segalanya berakhir.
"Matilah segera." Ucapku getir.

Kamis, 22 September 2016

Apa kabar kamu?

Diposting oleh Unknown di 18.11 0 komentar
Apa kabar kamu?
Aku pelupa sekarang. Semoga kamu tidak. Lelaki sepertimu bahkan tidak pernah lupa apapun.

Kau tau? Aku bahkan lupa pernah menjejakkan hati disana, meninggalkan ruang penuh tanda cium dileher dan nadimu.
Aku bahkan lupa pernah menelanjangi tubuhmu, menyesap sisasisa luka dari tiap porimu.
Aku bahkan lupa pernah menaikimu, membasahi tubuhmu dengan peluhku. Tidak berenti menciumi wajahmu, bahkan lupa cara berhenti bercinta.

Aku mengagumimu. Mencintai jiwamu. Terlebih ragamu. Terlebih kedalaman hatimu pernah ku gilai.
Kau bilang aku perempuan gila. Birahi dan benci sama sama penuh ambisi dimataku. Memang, jika tidak, kau tidak akan pernah jatuh cinta padaku.

Sekarang aku lupa. Benarbenar lupa aroma tubuhmu. Lupa aroma nafasmu. Lupa caramu mengerang. Lupa caramu melenguh panjang. Aku lupa caramu menyibakkan kedua pahaku. Aku bahkan lupa pernah mencintaimu terlalu dalam, hampir membuatku mati berdiri, meregang nyawa atas pilihanku sendiri.
Kau pasti tertawa jika membaca ini, tawa getir dan menangis karena aku tau hanya aku satusatunya yang mencintaimu dulu, yang kau pikir selalu dalm genggam tanganmu, rentang pelukmu, selalu setia mengangkang untukmu. Kau lupa sayang, aku letih membencimu.
Marilah kita samakan lupa hal kemarin. Dan sama sama mencintai kenangan juga cinta yang terselip pada permata indian yang kita impikan bersama dulu.

Kau tau sungguh tak ada sesal. Ku doakan bahagiamu. Selalu. Ku doakan seorang perempuan akan datang hentikan perilaku bajinganmu itu dan sungguh merawatmu dengan cinta dan kasih sayang. Aku untukmu. Selalu. Sebagai teman dan seseorang yang menunggu cerita hebatmu.

A.S
Juli 2016

Minggu, 18 September 2016

Menunggu engkau meluruhkan bisu

Diposting oleh Unknown di 00.37 0 komentar
aku tidak jauh, kau saja yang belum mendekat

kau bilang sunyi, hanya belum ramai dengan tawamu

kau bilang terlalu rendah, hanya belum ku papah naik

kau bilang aku dingin
hanya belum kau panaskan

menunggu waktu
menunggu engkau
meluruhkan bisu

Kamis, 04 Agustus 2016

Katanya..

Diposting oleh Unknown di 12.18 0 komentar
Ia memakiku. Lama. Panjang sekali. Berurutan.

"Kau memang pelupa sayang. Kecup pertama dilehermu dariku saja kau lupa tepatnya dimana dan kapan. Kau jalang amnesia!"

"Kaupun lupa bagaimana kita bertemu. Baju merah mudamu masih ku ingat dengan jelas. Ku kebut mobil sewa ini ke pantai favoritmu. Kau mengejar sunrise yang gagal ku wujudkan. Aku ingat kau basah. Main air sendirian. Aku hanya melihatmu dari jauh. Saat itu aku tlah jatuh hati padamu tapi jalang sepertimu yang dikelilingi lakilaki yg rela tunduk atas kuasamu tau apa?" 

"Aku tak habis pikir makhluk manis sepertimu pada akhirnya bisa menginjak-injak harga diriku. Reputasiku."

"Kau lupa caramu marah. Meminta 3 hal yang jelasjelas tidak pernah ku sukai. Pantai. Museum. Kebun binatang. Waraslah."

"Tapi jangan pernah lupa kita disatukan karena apa. Kita gila dan kau menyukai tiap kegilaan itu. Ku pikir akan sangat hebat memilih perempuan seperti mu untuk ditiduri selamanya. Aku tidak akan pernah menyesal atas itu. Sebagai lelaki aku akan memilih perempuan gila yang berani mendesah lebih kencang lebih daripada yang diam bagai sedang dieksekusi mati. Sebagai lelaki yang berkelana sana sini. Aku akan memilihmu untuk tetap disisi"

"Aku lupa perempuanku. Kau lebih kejam dari perempuan manapun. Kau penindas ulung tapi aku mencintaimu. Tidak denganmu. Setelah segala desah, luka dan persoalan yg tak kunjung selesai. Kau lebih memilih meninggalkanku. Melupakan segala hal yg jelasjelas menyiksaku. Dosaku adalah tidak pernah membahagiakanmu. Dosamu membuatku tergilagila dan mengabaikanmu."

Aku diam saja. Mendengarkan saja. Apa katanya. Bla bla bla. Aku hanya ingat beberapa. Katanya aku begini begitu. Semua bentuk protes betapa aku benarbenar telah melupakannya. Mungkin memang pernah ada cinta dihatiku. Aku tak menyangkalnya. Tapi untuk bersama. Segalanya telah tenggelam. Perasaan cinta maupun ibaku hilang begitu saja. Enyah dari kehidupanku.

A.S
Juli 2016

Minggu, 10 April 2016

3 tawaran untuk tuhan

Diposting oleh Unknown di 09.28 1 komentar
aku menyesal telah memberi seluruh hatiku , dari dasar sampai permukaan
yang tersisa sekarang hanya hampa dan kedukaan

seharusnya aku sadar, aku harus punya energi cadangan untuk bangkit dari keterpurukan.

seharusnya aku memang tidak naif mengisi penuh harapan.
setidaknya aku punya alasan untuk benarbenar melupakan.

lalu, sedang kau apakan aku tuhan?

aku memberimu 3 pilihan
tolong bacalah ini.

satu, buat aku melupakan.
dua, perasaanku padanya tolong dihilangkan.
tiga, atau berikan aku seseorang yang benarbenar menyenangkan yang lebih hebat yang lebih dari segalanya agar aku tau ia memang hanya tikungan atau bahkan hanya kubangan yang memperlambat jalanku untuk sampai ke tujuan, yang mencintaiku dari segala sisi, dan untuk ku cintai lebih,lebih dan lebih dalam dari apa yang kepadanya telah ku lakukan.

terima kasih tuhan.
ku mohon, buatlah satu pilihan.



10/04/2016
di sudut kamar dengan keadaan telanjang.

Selasa, 05 April 2016

aku merindukanmu, sungguh

Diposting oleh Unknown di 20.53 3 komentar
aku merindukanmu, sunggguh
serupa banteng liar mengamuk mencari anaknya,  menyeruduk dadaku, membuatku terengah-engah mengambil nafas satu dua

aku merindukanmu, sungguh
bagai ikan menggelepar mencari sedikit saja gelembung air, yang bisa kembali menormalkan detak jantungku

aku merindukanmu, sungguh
persis anjing liar yang perlahan digorok lehernya, untuk jamuan makan malam para tuan
air mataku mengalir, bersama darah, turun menderas melalui mataku, dadaku, sampai membanjir di kakiku

aku merindukanmu, sungguh
sama dengan nyamuk, yang tidak pernah bebas terbang diantara manusia, bersiap untuk mati hanya dengan sekali tepukan.
aku gepeng, tenggelam dengan darahku sendiri

aku merindukanmu, sungguh
layaknya ibu muda yang akan melahirkan
sakit bukan kepalang, meremukkan tulang-tulang
kehidupan serta kematian seakan berimbang

aku merindukannmu, sungguh
bagai burung, sedang melayang, mencari sarang untukmu dan aku
tapi aku ditembaki pemburu tepat dijantung
sebelum sempat memberimu hangat dengan tanganku

aku merindukanmu, sungguh
seperti anak hilang, menangis berteriak, panik bukan kepalang
ingin pulang ke pangkuan

aku merindukanmu, sungguh
serupa tikus liar, merayap pelan mencari sedikit saja gumpalan makanan bekas orangorang
tapi manusia merobek kepalaku dengan hanya satu lemparan batu
aku mati duluan, sebelum sempat memberimu sesuap keajaiban kasih sayang


aku merindukanmu, sungguh
seperti semut kecil, berderetan dengan kawanan, mencari remahremah tuan
entah kenapa, nasibku.
hanya aku yang terinjak kaki jahat yang tidak pernah melihat kebawah ketika melangkah


aku merindukanmu, sungguh
sama dengan capung disawah-sawah, hinggap pada daun
tapi anakanak petani kemudian menangkapku, bermain dengan sayapku, kemudian mereka mencabutnya, mengiris punggungku
aku kalah, mati penuh lumpur dengan perut kosong


aku merindukanmu, sungguh
serupa nenek tua bungkuk, tertatih-tatih ke jalan raya
ingin menyebrang ke halaman tetangga
rencana meranggas sedikit rumput untuk kambing dikandang
tapi kakiku lemah, jatuh terseok ditabrak pengguna jalan


aku merindukanmu, sungguh
seperti pelacur murahan, mau tidak mau harus mau
mengangkang didepan para tukang becak bau
demi bertahan hidup satu minggu


aku merindukanmu, sungguh
seperti budak, dicambuki berdarah
tidak diobati walau bernanah


aku merindukanmu, sungguh
seperti dirajam, tepat di dada
aku merindukanmu, sungguh
seperti aku yang benar-benar merindukanmu


catatan untukmu:
kelak, tepat delapan detik sebelum kematianku, aku akan berdoa tuk kebahagiaan dan kedamaian hatimu.
sebelum itu terjadi, aku selalu percaya, ada bagian dari diriku, yang memang menjadi alasan untuk itu dalam hidupmu, kasihku.
mungkin hanya ilusi dan harapan semu, tapi biarlah, aku hidup dengan mimpi menua bersamamu, walau hanya dalam hatiku, pikiranku, dan ingatanku mengenai kamu.

bahagialah!

Senin, 28 Maret 2016

jika dunia begitu luas

Diposting oleh Unknown di 21.49 2 komentar
jika dunia begitu luas, mengapa aku harus mencintai seseorang yang jauh dari pandanganku?

jika dunia begitu luas, mengapa tidak disederhanakan dengan jatuh cinta dengan teman sedaerah atau tetangga sebelah rumah?

jika dunia begitu luas, mengapa tidak hadirkan cinta melalui hal-hal yang ku sukai
misalkan bertemu di bibir pantai.
kenapa tidak jatuh cinta dengan para pemecah ombak, kenapa tidak sekalian saja dengan nelayan?
pantai ataupun lautan belum pernah mengecewakanku.

jika dunia begitu luas, kenapa bukan dengan musisi yang selalu meramaikan sebuah bar kecil dibelakang malioboro? 
kenapa bukan dengan bule-bule pemabuk yang kadang dengan santainya memeluk?
kenapa bukan dengan para bajingan yang hanya menatap dada bukan mata saat berbicara?

jika dunia begitu luas, kenapa bukan dengan seseorang di masa lalu?
kenapa bukan dengan sahabatku sendiri, yang tlah mencintaiku jauh sebelum orangorang ini datang memporakporandakan perasaan.

jika dunia begitu luas, mengapa denganmu aku harus jatuh?..

....

Senin, 29 Februari 2016

....

Diposting oleh Unknown di 19.05 3 komentar
bir tidak pernah semanis ketika ku kecup ujung gelas bekas bibirmu.
tidak pernah seindah debaran jantungku ketika mengulum bibir lembutmu, mungkin kau dapat dengan jelas merasakannya ketika kau meremas dadaku

kau ini apa?
cinta atau hanya bir yang setia seperti kesedihan?
kau ini apa?
bir dan nikotin pada malam itu, rasanya sesap, memukul dadaku tapi disatu sisi juga dengan geli memelintir putingku
kau ini apa?
geli, dan pahit bahkan bisa kau ramu jadi satu.
kau ini apa?

Rabu, 10 Februari 2016

i call this shit : oret oret awut awutan

Diposting oleh Unknown di 10.23 2 komentar
i dont know u see this or not.
but i wanna say, i love u, with every beat of my heart.

i found my weakness, my strength in ur eyes darl, i feel empty n full at the same times. i can see me in ur eyes.

in ur eyes, i can see a little man who sucks of love, of life.

but im here, to raise u up, to save you, to handle u. to love u everyday, every single day, i love u. i love u..

please forgive me, bout everything i did to u yesterday, break ur heart, i try to be nice, to be a princess who can control their emotions. but i can't. i can't be a princess, a queen, or just a kindness girl. i can't.

at this point, i think, if we trust in love, God will make a way for that hun.. i believe that.

im finish to write this shit. i have to go to bed. i wanna tell u something, again n again. i do i love u, yes i do.

Goodmorning my alien.


nb : for the second time, i can buy a cute lingerie for ya.

Selasa, 26 Januari 2016

---------

Diposting oleh Unknown di 05.48 0 komentar
hai, kasih.
kau tau?
aku ingin menjadi ekabahasawan.
orang yang mampu berbicara dan memahami satu bahasa saja. yaitu bahasa tubuhmu.

ketika itu, kau datang tiba-tiba.
entah dari mana, bicara tentang matahari lalu mengalir begitu saja.

awalnya ku anggap ini hal biasa, serupa sapa basa basi para tetangga. ternyata tidak, kau datang bagai seorang spg yang betah berlama-lama. bedanya, spg ngotot mnjual barang dan jasa .
kau tidak. mungkin hanya memang betah bertukar cerita.

apa kau tau, aku lebih memilih bertukar ludah daripada cerita. kebanyakan hanya bualan. menurutku hanya keren-kerenan.

semenjak hari itu, kau banyak berbicara, bercerita tentang kesedihan-kesedihanmu
aku selalu menyimaknya, menelisik ceritamu, membayangkan berapa takaran sedih dan cinta pada perempuan di masa lalumu

kemarahan dan kesedihan mungkin tidak berjarak dalam hati kita.
aku pernah dilibas rasa kalah, kau pernah ditimang duka.
terlalu banyak hal yang kita dustakan. terlalu sering kepura-puraan yang muncul ke permukaan.
tapi aku mencintaimu.
mulai mencintaimu.
sampaikah perasaan ini kepadamu?

mengingatmu, sang alien yang kebetulan berada dibumi.
aku menengadah, menatap langit, kau pasti dari planet yg jauh. aku jd mngenang beberapa tahun lalu, dimana ku gantungkan mimpiku, dilangit paling tinggi.

telah dipatahkan sgala mimpiku, harapku.
aku terlena dengan pertengkaran antara kenyataan dan keegoisan.

mngingatmu, membuatku kembali menjadi aku.
aku takut, itu benar.
tapi dengan ketakutanku, rinduku melebur, menderas pada satu titik kelu.
lahar amarahku meluruh, menuju hulu seberang, menjadi danau kedamaian, segar, mengingatkanku pada danau tiga warna dikotaku.

kau serupa embun, jatuh di pipiku, mnyatu dengan riak air sungai dari mataku.
aku sedih, tentu saja.
jarak bukanlah alasan, tapi aku, memang butuh engkau, menjadi pelukku, hakikatku memang mengadu padamu, melemah disampingmu tapi kuat tanpamu.

untuk itu sayang
akan ku ciptakan sebuah rumah
membawamu pergi dari duka beserta semua air mata yang kau bawa.
telah ku sediakan kamar paling hangat, dan beberapa baju tidurku
siapa tau kau rindu, dan mencari aroma tubuhku disela-selanya.

ku ciptakan sebuah rumah
mnjadi tempat pulangmu dari sekian banyak penat yang hinggap dipundakmu sedari lama.
menjadi tempat segala resahmu terpecah , kekasihku.

ku ciptakan sebuah rumah untukmu sayang
berpondasi kuat, atas cinta dan setiaku.
semoga kau betah berlama-lama, denganku yang memang begitu begitu saja.

tapi aku, tidak mau menjadi biasa-biasa saja, aku haruslah wah, agar kau tau jalang diluar sana tidak ada apa-apanya.

tapi aku, tidak mau begitu saja.
aku harus beda, agar kau tau, hanya lelaki bodoh yang menyia-nyiakanku.

aku akan latih, belajar bersamamu. asal kau mau, menikah dengan pikiranku, berdiri menggenggam kebebasan sembari memelukku.

tapi sebelumnya, sebagai pembuka
ku sediakan sebuah anggur kebebasan : penuh cinta, tanpa luka.
semoga kau suka dan makin mencinta.
ini bukan sajak sayang, ini ultimatum.
kau milikku.
jika tidak, anggaplah begitu.
semoga kau suka dan makin mencinta.

masa lalu kita tidak pernah lalai dan siasia.
kini sakitku lantang menderam
resah risau ku karam
terima kasih sayang.


24/01/16

Kamis, 21 Januari 2016

Ayah

Diposting oleh Unknown di 23.08 0 komentar
Ringkih, perokok aktif, slengean.
kata mereka gaul, jiwa muda 
kataku dia begitu saja, orang hebat, cerdas, seniman, dan mencintaiku, dan kebetulan dia Ayahku.
begitu saja.

Ayah. 
Terima kasih untuk tahun-tahun berharga dalam 20 tahun umurku
Terima kasih telah membantu ibu membuatku tumbuh berkembang
Terima kasih atas cinta yang tak pernah putus
Terima kasih telah mencintaiku dari berbagai sisi
Terima kasih telah menjadi laki-laki pertama yang menerimaku apa adanya
Terima kasih telah menemaniku dalam kondisi apapun
Terima kasih untuk segala tulusmu menjagaku
Terima kasih atas kesederhanaan hidup yang kau ajarkan kepadaku
Terima kasih untuk GnR, Dan Byrd, Lobo, Scorpion dan lain halnya yg selalu kau putar sedari ku kecil.
Terima kasih mengajariku mencintai barang-barang antik
Terima kasih untuk keikhlasanmu mengajariku membaca menulis bernyanyi dan lainnya
Terima kasih untuk hukuman-hukuman lucu yang dulu ku benci dan sekarang bisa ku tertawakan
Terima kasih untuk semburan jahe dimataku, yg kau anggap dapat membuatku jera utk nakal berulang ulang.
Terima kasih untuk tahun-tahun dimana aku sangat menakutimu
Terima kasih untuk mengajarkan ku bahwa ayah pun tidak kalah sayangnya dengan ibu, bahkan bisa lebih sayang.

Ayah, umur tidak bisa di prediksi, tidak berbau, tidak berwarna. Kita tak pernah tau kapan lampu kehidupan seseorang padam.
Tapi ketahuilah, mungkin aku perempuan pertama yg bisa jatuh cinta kepadamu berkali-kali dalam rentang waktu hidupku.
Mungkin aku permpuan pertama yg bisa kehilangan akal bila kau pergi mninggalkan dunia, itu jika aku tak punya iman.
Tapi aku tau, setiap air mataku yg jatuh adalah luka bagimu.
Tapi aku tau, tawaku beberapa detik saja suatu bahagia untukmu.
Setiap deritaku, juga deritamu.
Aku tau kau akan selalu mncintaiku, meski kau menggandeng wanitamu.
Aku tau aku akan selalu menjadi yg utama.
Aku tau, bahkan nanti, jika seseorang menyuntingku, kau tetap jadi laki-laki pertama yg ku cintai.. 

Ayah.
Maaf untuk segala kerepotanmu menjagaku
Maaf jika ribet mengurus anak perempuan yg kelaki-lakian
Maaf untuk kata-kata yg mungkin pernah aku lontarkan dan itu menyakiti hatimu
Maaf untuk pengabaianku ketika kau marah khawatir tentangku
Maaf untuk segala hal yang ku bantah dan berimbas tidak baik padaku
Maaf untuk salahku, dosaku, dr setiap inci tubuhku.
Maaf pernah membuatmu kecewa atau bahkan malu.
Maaf aku tak pernah bisa berhenti melarangmu mengisap rokok kretek.
Maaf aku terlalu mencintaimu.
Sbg lelaki pertama yang mengagumi gerak kecilku dlu, yg menindik telingaku sendiri, yg membawaku ke kantor kerjamu. Kau hebat Ayah. Hebat. Bahkan lebih hebat.

Keluhan hampir tak pernah ada dari mulutmu, luka kau simpan sendiri. Kecewa kau telan sendiri. Bahkan malu, kau dekap sendiri.
Jika Pablo Escobar adalah The GodFather Of Cocaine, kau berarti adalah The GodFather of Love.
Toh nama kalian serupa. Cobar dan Kobar apa bedanya dalam bahasa hahaha.


Aku hanya pernah sekali mencintai seorang laki-laki dalam hidupku sampai menggilainya, sampai nafasku terhenti. Itu kau, Ayah.




5/8/15

mampukah kau?

Diposting oleh Unknown di 01.40 0 komentar
kekasihku, setelah yang terjadi kini. apa yang kau harap dari cinta?
perempuanperempuanmu melukaimu, membunuh pikiranmu berkalikali

masihkah kau cintai mereka?
paling tidak satu diantara sundal itu kuyakini masih mengharapmu

apa dayaku...
kita akrab dengan kehilangan, perpisahan
bahkan kita berteman dengan tangis dan kepedihan
bukannya aku pernah bilang
kita lahir pada luka yang sama, kuat atas pedih yang tak terkira.

ada yang luruh di wajahmu.
sedih, bahagia berbaur jadi satu
aku tau kasihku, aku baru saja membasuh rindu yang beberapa bulan ini mungkin gersang di ladangmu.

apa kau percayakan hatimu padaku kekasih?
aku tau aku tak bisa janjikan senyum tersungging di bibirmu setiap hari.
aku tau kepedihan akan terus berulang
tidak ada jaminan cinta sempurna dariku

mungkin sudah ku katakan kepadamu, beberapa inginku
hanya agar kau setia dengan keegoisanku, menyatu dengan emosiku.

terngiang perkataan Ibu
bahwa sebagai perempuan, aku haruslah menanggalkan congkakku pada tuhan dan lelaki.
lalu bagaimana denganmu. mampukah kau, lelaki.
menurunkan suaramu bukan hanya ketika kau birahi?


21/01/16
nb : disini hujan, basahi aku luar dalam. kau bersedia? alien ku yang mempesona



Kamis, 14 Januari 2016

--

Diposting oleh Unknown di 03.56 0 komentar
mungkin aku memang gila, membayangkan kau disini, menaikiku, meremasku, memasuki ku.

mungkin aku memang gila, membayangkan deru nafasmu, gemuruh dadamu, gelora birahimu.

mungkin aku memang gila, menjadikanmu objek, berharap bisa sedikit demi sedikit dengan tipis menyayatmu.

mungkin aku memang gila, berharap tubuhmu, yg mungkin tdk atletis, tapi cukup memikatku, membuat dadaku berdegup.

mungkin aku memang gila, berharap ini nyata, saat kau menjambakku, menindihku, dengan kasar menyakitiku.

mungkin aku memang gila
, berharap bisa
 ku jilati tiap inchi tubuhmu. berharap bisa ku hisap sari-sari tubuhmu.

sayang, aku mulai gila, bahkan mungkin sudah gila.
tapi tolong, jangan redakan kegilaan ini, buat aku lebih dan lebih menggilaimu.

A.S
14/01/2016

andi soraya quotes

tiap hari aku merindu dan semakin mencintaimu Ratu
PT. Scream Satanica.Org. Diberdayakan oleh Blogger.
 

me dá teu calor Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review